BELAJAR MENJADI DEWASA DARI FILM JEPANG

Pernah gak sih lo pas kecil pengin banget jadi dewasa? pengin ngelakuin apa-apa sendiri, ngelakuin apa yang lo mau, dan tanpa ada paksaan atau suruhan dari orang lain. 

Sejatinya, dewasa tidak melulu soal usia. Secara teori, masa dewasa awal dimulai dari umur 18-40 tahun. Akan tetapi, umur saja tidak cukup untuk bisa dikatakan menjadi orang yang dewasa. Dibutuhkan pemikiran yang matang dalam berpikir dan bersikap. 

Kita pasti sering melihat di internet orang-orang yang secara usia bisa dikatakan dewasa, tetapi secara mental dan berpikir tidak memenuhi kriteria dewasa. Seperti contohnya pemfitnahan babi ngepet di Depok yang dilakukan oleh oknum “bapak-bapak” kepada salah satu warga di sana dan banyak orang yang percaya pada hal tersebut. Akhirnya, bapak tersebut diamankan polisi dan dibawa ke Kejari untuk diperiksa dan mendapatkan ancaman hukuman penjara selama paling lama 3 tahun penjara. 

Belajar menjadi dewasa tidak hanya bisa kita dapatkan dengan textbook atau pengalaman saja. Kita dapat belajar hal tersebut dari film juga. Contohnya dari film jepang. 

Film jepang? JAV? BUKAN

Salah satu film dari jepang, yang berjudul Mr. Hiiragi’s Homeroom adalah sebuah serial tv yang hadir di Netflix yang menceritakan tentang seorang guru (Ibukki Hiiragi) yang menjebak para siswanya untuk menguak kebenaran tentang teman sekelas mereka (Reina Kageyama) yang meninggal dikarenakan bunuh diri. 

Film ini menceritakan proses penjebakan siswa kelasnya sehingga para siswanya mengira bahwa gurunya (Ibukki) adalah psikopat yang ingin membunuh mereka. Padahal dalam serial ini diceritakan bahwa sang guru hanya ingin menguak fakta tentang terbunuhnya teman mereka dan menjadikan siswa di kelas tersebut menjadi dewasa secara mental sebelum mereka menginjakkan usia dewasa. 

Salah satu scene dalam serial ini, di mana siswi yang bernama Minakoshi membuat video pengakuan bahwa ia dilecehkan oleh seorang guru olahraga sehingga ia dicoret dari klub renangnya. Ia tidak berpikir panjang untuk membuat video terebut dikarenakan ia yakin bahwa guru olahraganya adalah seorang yang mesum, yang mencoret ia dari klub renang, dan yang mengakibatkan temannya (Reina) bunuh diri. 

Ibukki, seorang guru yang menjebak mereka, akhirnya menanyakan kebenaran tentang video tersebut. Akan tetapi, Minakoshi tidak mempunyai bukti yang kuat kalau guru olahraganya adalah guru yang mesum dan yang mengakibatkan temannya bunuh diri. Ibukki sangat marah dengan kejadian tersebut karena video tersebut terlanjur viral di media sosial dan guru olahraganya pun mendapatkan hujatan dan kecaman dari para netizen. 

Hal yang paling menarik dari serial ini adalah pada saat Ibukki menanamkan idealisme “BPS” ketika ingin membuat keputusan yang penting. BPS berarti Berhenti, Pikirkan seksama, dan Snya adalah Secara tiba-tiba jawabannya akan datang untuk kalian. 

Idealisme ini cocok sekali untuk diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Ketika kita ingin meng-upload atau berpendapat tentang hal yang belum pasti kebenarannya, kita dapat berhenti sejenak, pikirkan seksama (apakah ada impact untuk kita ataupun yang kita bicarakan), dan yang terakhir jawabannya akan datang untuk kita sendiri (apakah kita harus upload atau tidak). Hal ini dapat membantu kita untuk tidak bertindak secara barbar dan juga hal ini dapat mengurangi angka cyber bullying yang ada di Internet. 

Pada akhir serial ini diceritakan bahwa Reina Kageyama meninggal bunuh diri akibat adanya verbal-bullying dan cyberbullying kepadanya sehingga ia tidak kuat lagi menjalani hidup akibat pemfitnahan skandal video palsu. Maka dari itu, kita lebih baik diam ketika sedang ada kasus yang belum tentu kebenarannya, agar tidak ada lagi kasus seperti Reina Kageyama di kehidupan asli.

Komentar