PUASA DUNIA MAYA

Media sosial merupakan suatu sarana atau wadah untuk menerima dan memberikan informasi. Akan tetapi, apakah semua informasi yang ada di media sosial bersifat benar? atau malah, informasi tersebut dapat menyebabkan masyarakat menjadi terpecah belah?

Teknologi informasi di zaman sekarang memberikan banyak dampak positif dan juga dampak negatif bagi penggunanya. Salah satu dampak negatifnya, yaitu "kelebihan informasi" (information overload). Information overload adalah sebuah kondisi yang dicirikan oleh meningkatnya level stress, kebingungan, dan kesulitan dalam membuat keputusan yang diakibatkan karena terlalu banyak informasi (Jones & Hafner, 2012). Dampak itu lah yang gua rasakan sekitar delapan bulan yang lalu.

Sekitar delapan bulan yang lalu, gua merasakan information overload karena setiap gua baca berita, twitter, instagram, akan kepikiran terhadap berita berita tersebut. Contohnya, pada saat terjadinya kerumunan di Bandara Soekarno Hatta pada saat Habib Rizieq pulang ke Indonesia. Begitu banyak komentar pro dan juga kontra terhadap fenomena tersebut. Terlebih lagi orang tua gua yang selalu menonton tv dan mengomentari berita tersebut di rumah.

Apa yang gua rasakan? overthinking. Beberapa kejadian tersebut membuat gua gak fokus sama sekolah gua, les, dan lainnya. Akhirnya, setelah gua baca beberapa artikel dan video youtube, gua menemukan video youtube dari Zahid Azmi Ibrahim. Dia adalah seorang mahasiswa di ITB yang juga menjadi content creator di youtube. Dalam videonya yang berjudul "Mengahpus INSTAGRAM dalam 30 Hari", Ia menceritakan pengalamannya dengan tidak bermain instagram dalam 30 hari.

Tanggal 1 Januari 2021 gua memulai eksperimen itu. Gua menghapus media sosial gua mulai dari Facebook, Instagram, dan juga Twitter. Kegiatan yang biasanya gua lakuin di saat refreshing, yaitu scroll instagram dan twitter, gua ubah menjadi menonton youtube dan membaca buku. Akan tetapi, pada awal gua rehat media sosial, gua lebih sering menonton youtube dan itu membuat mata gua menjadi lelah. Akhirnya gua mencari kegiatan lain selain menonton youtube.

Nonton anime. Iya, gua menyingkirkan youtube dengan anime. Terlihat sama, karena gua sama-sama menonton yang menyebabkan mata gua lelah, tapi mau gimana lagi? Tapi kegiatan itu hanya berjalan beberapa hari dikarenakan masa langganan Netflix kakak gua habis. Terus ngapain lagi? Belajar.

Pada saat itu sudah dekat dengan UTBK, tempat les gua seminggu sekali mengadakan TO dan nilai gua selalu kurang memuaskan. Akan tetapi ada titik balik di mana gua mendapatkan nilai yang cukup tinggi pada bulan februari awal. Pada bulan februari gua kembali meng-install instagram dan twitter. Apa hasilnya? TO gua jadi jeblok, iya jeblok. Dari situ gua tau akar permasalahan yang gua punya adalah gua ga boleh terdistraksi saat belajar. Karena jujur saja, menahan untuk membuka media sosial bukanlah hal yang mudah.

Setelah kejadian itu, Gua berpuasa media sosial lagi sampai UTBK selesai. Berapa bulan? Kalau ditotal mungkin 1 bulan lebih, hampir 2 bulan. Hasil yang gua dapet apa? Pertama, gua ga terlalu overthinking dengan dunia luar. Kedua, Gua mendapatkan nilai UTBK yang memuaskan. Bukan hanya memuaskan diri gua, tetapi keluarga gua juga sangat bangga kepada gua dengan pencapaian yang gua dapat.

So guys, kalau kalian sering overthinking, dll. kalian harus menerapkan konsep critical thinking. Kalian harus cari akar permasalahan kalian di mana, lalu kalian jabarkan sampai dapat poin pentingnya. Jika sudah dapat, kalian cari solusi dari masalah tersebut. Itu yang gua lakukan beberapa bulan yang lalu. Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian ya guys!

Komentar